Ayah , , ,
Teringat masa dulu
Kau orang pertama yang berkata tidak jika ku menginginkan sesuatu
Karena kau ingin mengajarkan ku bagaimana tuk hidup sederhana
Ayah , ,
Dulu , ,
Sulitnya ku pandang wajah mu
Sulitnya aku melihat sosok mu dalam dunia ku
Pagi siang sore tak tampak dirmu di balik pintu rumah
Hati ku berbisik “kemana ayah ku”
Sudahkan ia makan siang dan sore
Sudahkan ia minum kopi??
Tiba-tiba suara gesekan pintu terdengar dari dalam rumah
Kulihat ayah dari bilik pintu kamar
Wajahnya lelah dan letih
Menenteng tas hitamnya yang kusam
Ayah , , sungguh besar pengorbanan mu
Tak pandang lelah kau arungi kehidupan
Setiap tapak langkah kakimu itu kehidupan kami
Ayah ,,
kini sudah remuk tulang-tulang mu
Yang kau gunakan tuk mencari sesuap nasi untuk kami
Tuk memenuhi kewajiban sebagai kepala rumah tangga
Kini tinggalah puing-puing nasehat mu
Yang terangkai sebuah harapan lelah mu
Untuk kehidupan kami anak-anak mu kelak
Mungkin air mata ku tak mampu membayar setiap tetes keringat mu
Keringat pengorbanan tulus untuk kami
Yang tercecer didalam setiap pengharapan
Ayah , ,
Kasih sayang mu takkan pernah tergantikan
Kami janji akan membayar setiap pengorbanan mu
Walau itu tak sebanding dengan apa yang telah engkau curahkan untuk kami
Terima kasih ayah , ,
Telah menjadi sosok pahlawan dalam hidup kami
yang mampu dan kokoh berdiri dalam kehidupan kami
kini kami mampu berdiri dan mandiri
meski masih di dalam genggaman mu , ,
i love you ayah , ,
by:ainun jariah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar