Cari Blog Ini

Rabu, 04 Juli 2012

puisi untuk ayah tercinta


Ayah , , ,
Teringat masa dulu
Kau orang pertama yang berkata tidak jika ku menginginkan sesuatu
Karena kau ingin mengajarkan ku bagaimana tuk hidup sederhana
Ayah , ,
Dulu , ,
Sulitnya ku pandang wajah mu
Sulitnya aku melihat sosok mu dalam dunia ku
Pagi siang sore tak tampak dirmu di balik pintu rumah

Hati ku berbisik “kemana ayah ku”
Sudahkan ia makan siang dan  sore
Sudahkan ia minum kopi??

Tiba-tiba suara gesekan pintu terdengar dari dalam rumah
Kulihat ayah dari bilik pintu kamar
Wajahnya lelah dan letih
Menenteng tas hitamnya yang kusam

Ayah , ,  sungguh besar pengorbanan mu
Tak pandang lelah kau arungi kehidupan
Setiap tapak langkah kakimu itu kehidupan kami

Ayah ,,
kini  sudah remuk tulang-tulang mu
Yang kau gunakan tuk mencari sesuap nasi untuk kami
Tuk memenuhi kewajiban sebagai kepala rumah tangga
Kini tinggalah puing-puing nasehat mu
Yang terangkai sebuah harapan lelah mu
Untuk kehidupan kami anak-anak mu kelak

Mungkin air mata ku tak mampu membayar setiap tetes keringat mu
Keringat pengorbanan tulus untuk kami
Yang tercecer  didalam setiap pengharapan

Ayah , ,
Kasih sayang mu takkan pernah tergantikan
Kami janji akan membayar setiap pengorbanan mu
Walau itu tak sebanding dengan apa yang telah engkau curahkan untuk kami

Terima kasih ayah , ,
Telah menjadi sosok pahlawan dalam hidup kami
yang mampu dan kokoh berdiri dalam kehidupan kami

kini kami mampu berdiri dan mandiri
meski masih di dalam genggaman mu , ,
i love you ayah , ,

by:ainun jariah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI MADELEINE M. LAININGER

TEORI MADELEINE M. LAININGER A.     Latar Belakang Pada era globalisasi seperti ini dan semakin berkembangnya tekhnologi secara t...