Cari Blog Ini

Kamis, 24 Mei 2012

makalah Diare


Instruktur: Anis Khotimah, S.KM

                                                                  


DISUSUN OLEH:

Nama              : Ainun jariah
NIM                : 04.11.3088
Kelas               :E/KP/II
Kelompok      : 14 E



KONSENTRASI INSTRUMENTASI DAN OPERATOR BEDAH(OB)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2012








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................


BAB I      PENDAHULUAN ........................................................................................
A.    Latar Belakang .........................................................................................
          B.Rumusan Masalah...................................................................
          C.Tujuan Penulisan .........................................................................................
                D.Metode Penulisan .......................................................................................

BAB 11    LANDASAN TEORI.................................................................
               A.Kesehatan secara umum.........................................................
               B.Konsep sehat dan sehat...........................................................
               C.Teori tentang penyakit yang di bahas......................................

BAB III    PEMBAHASAN.......................................................................
                 Tabel,grafik,diagram,alur/siklus................................................

BAB 1V   PENUTUP................................................................................
                A.Kesimpulan..........................................................................
                B.Saran....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................


















                                     KATA PENGANTAR
         

          Puji syukur yang dalam saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,karna berkat-Nya makalah ini dapat saya selesaikan tepat waktu sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini akan  membahas tentang”Diare”,suatu permasalahan yang relative,padahal dapat menimbulkan permasalahan yang cukup besar,namun dikalangan masyarakat awam itu hal yang biasa.

         Sebenarnya dalam massyarakat banyak yang tidakk menyadari dan bahkan tidak menganggap serius efek yang akan ditimbulkan apabila gejala Diare ini terus dibiarkan.Makalah ini sengaja dibuat untuk mengingatkan dan menginformasikan  pada masyarakat tentang penyebab serta dampak dari diare yang memiliki efek bagi kesehatan  tubuh manusia.

         Dalam proses penyusunan makalah ini,tentunya saya mendapatkan bimbingan serta arahan,untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya  sampaikan kepada :
1.Yulian Endarto S,Km
2.Anis Khotimah S.Km
3.Asisten Dosen (ASDOS)

        Harapannya adalah semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khusunya mahasiswa STIKES SURYA GLOBAL,saya mohon maaf jika makalah ini belum sempurna seperti yang di harapkan oleh para pembaca dengan demikian kritik dan saran dari pembaca,khususnya Dosen mata kuliah ini sangat diharapkan demi membangun proses perbaikan untuk tahap selanjutnya.




                                                                                                             Penulis











                                                      BAB I
                                                 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3,  diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose), penyakit dan maka  na atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.


   ENDE, JUMAT - Dalam kurun waktu sekitar satu bulan, kasus diare meningkat tajam di wilayah Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Kasus diare itu terjadi merata di semua desa di pulau tersebut. "Kasus diare di Pulau Ende itu yang pertama terjadi tanggal 26 Agustus lalu (2008), kemudian terus meningkat sampai 66 kasus hinggal tanggal 22 September," kata Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Sislaus Bendu, Jumat (26/9), di Ende.
Sementara berdasarkan data dinas kesehatan setempat sejak Januari-September 2008, dari 20 kecamatan tercatat sekitar 100 kasus diare. Tidak ada korban meninggal dari kasus tersebut. Ada pun untuk kasus diare yang melanda Pulau Ende yang merupakan satu kecamatan tersendiri itu lebih banyak menimpa orang dewasa daripada balita.
Menurut Sislaus, kasus diare yang meningkat tajam di pulau yang seluruh penduduknya muslim itu dimungkinkan karena kecenderungan masyarakat setempat setelah berbuka puasa langsung meneguk air yang belum dimasak. Kemungkinan lain, di puncak musim kemarau ini dengan debit air sumur yang makin berkurang, kuman-kuman penyakit naik ke permukaan, dan warga yang mengonsumsi air sumur juga tak merebus air hingga matang atau mendidih.
Wilayah Pulau Ende merupakan kawasan yang sulit bagi warganya untuk memperoleh air bersih. Seluruh sumur gali di kawasan tersebut umumnya air terasa asin, karena tinggi kadar garamnya. Sebagian sumur saja yang airnya terasa payau. "Dari kasus yang terjadi di Pulau Ende itu belum sampai pada status KLB (kejadian luar biasa). Yang terjadi di Pulau Ende adalah peningkatan tajam kasus diare," ujar Sislaus.



    

B.     Identifikasi Masalah
            Penderita diare sudah sangat mewabah dimasyrakat mngingat kurangnya perhatian dan kesadaran tentang perlunya kebersihan lingkunyannya.

C.    Batasan Masalah
            Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan teori pendukung, dan supaya penulisan dapat dilakukan secara baik dan mendalam, maka masalah yang akan diangkat hanya pokok bahasan yang mendalam saja, karena kita dibatasi waktu yang diberikan.

D.    Rumusan Masalah
Setelah masalah yang diteliti dan ditulis itu akan ditentukan variabel apa saja yang akan diangkat dan bagaimana hubungannya variabel yang satu dengan yang lain. Supaya dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan secara spesifik.
Yaitu :
1.      Apaka penderita diare semakin mengalami peningkatan
2.      Apakah tingkat kesadaran masyarakat semakin kurang dalam menjaga kebersihan lingkungan.

E.     Tujuan Penulisan
1.      Agar masyarakat dapat memahami apa itu penyakit diare dan mengetahuai apa bahaya dari pada penyakit diare.
2.      Agar masyarakat dapat memahami penyebab timbulnya penyakit diare dan bagaimana cara pencegahan dari pada penyakit diare.
3.      Agar kita juga dapat mengetahui tentang macam-macam dan tanda-tanda penyakit diare.
4.      Untuk mengajak masyarakat, agar labih memperhatikan dan menyadari tentang perlunya kebersihan lingkungan.
           



BAB  II

  LANDASAN TEORI
A.Kesehatan secara umum
Kesehatan adalah keadaan sejahterah dari badan.jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,pengobatan atau perawatan termaksud kehamilan dan persalinan.pendidikan kesehatan  adalah proses membantu seseorang,dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kkolektif,untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadiannya orang laain.

Definisi yang bahkan lebih sederhana  di ajukan oleh Larry Green dan para kolegannya  yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi  pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi  sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan,seperti Akses,Taspen,Jamsostek.golongan massyarakata yang di anggap ‘teranaktiran’ dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatn,masalah iuni  menjadi lebih pellik,berhubung dalam manajemen pelayanan kesehataan tidak saja terkaait beberapa kelompok manusia,tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan ksehatan itu sendiri.
           
            engertian Kesehatan Menurut WHO
Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948  menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang
Dalam Undang-Undang ini yang pengertian kesehatan adalah:

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudahadaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapatjaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap ‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri
Aspek-Aspek Kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
A. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
B. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
C. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
D. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.


                       
  B.Konsep Sehat-Sakit

A. Pengertian
1. Sehat menurut WHO 1974
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
2. UU N0. 23/1992 tentang kesehatan
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
3. Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.


4. Kesehatan mental menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
5. Kesehatan social adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya.
6. Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada ganguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologis, dan social serta dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.

Sesuai dengan pengertian sehat di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan terdiri dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan social yang dapat diartikan secara lebih positif, dengan kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-luasnya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan sehat.
Meskipun terdapat banyak pengertian/definisi, konsep sehat adalah tidak standart atau baku serta tidak dapat diterima secara mutlak dan umum. Apa yang dianggap normal oleh seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan tersendiri dalam mengartikan sehat. Banyak orang hidup sehat walau status ekonominya kekurangan, tinggal ditempat yang kumuh dan bising, mereka tidak mengeluh adanya gangguan walau setelah ditimbang berat badanya dibawah normal. Penjelasan ini menunjukan bahwa konsep sehat bersifat relatif yang bervariasi sangat luas antara sesama orang walau dalam satu ruang/wilayah.
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan. Berikut adalah tahap-tahap spectrum kesehatan :

Positive Health
Better Health
Freedom from Sickness
Spektrum
Kesehatan
Unrecognized Sickness
Mild Sickness
Severe Sickness
Death

Konsep Sakit
A. Pengertian
1. Perkins mendefinisikan sakit sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivtas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social
2. R. Susan mendefinisikan sakit adalah tidak adanya keserasian antara lingkungan dan individu.
3. Oxford English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

Keadaan sehat – Sakit
A. Kontinum Sehat – sakit
Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu “ sehat optimal dan “ kematian “, yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak kekutub kematian maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status kesehatan bergerak kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area sehat (wellness area).

Kematian Sehat

Illness area Wellness area

B. Mempertahankan status kesehatan
1. Sesuai dengan sifat sehat-sakit yang dinamis, maka keadaan seseorang dapat dibagi menjadi sehat optimal, sedikit sehat, sedikit sakit, sakit berat dan meninggal.
2. Bila seseorang dalam area sehat maka perlu diupayakan pencegahan primer (primary prevention) yang meliputi health promotion dan spesific protection guna mencegah terjadinya sakit.
3. Bila seseorang dalam area sakit perlu diupayakan pencegahan sekunder dan tersier yaitu early diagnosisand promt treatment, disability limitation dan rehabilitation.

C. Factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
A. Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :
1. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.
2. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.
3. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
4. Factor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
6. Factor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.

D. Tingkat Pencegahan
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:
Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
Pencegahan tersier: rehabilitasi.
1. Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
2. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
b. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
3. Pencegahan tersier
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.
Gambar dua: Tingkat pencegahan penyakit (sumber: Leavel and clark, 1958)
Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes, atau terhadap agent penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotika untuk membunuh kuman.
Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptik sebelum operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.
Diagnosa dini dilakukan melalui proses skrining seperti misalnya skrining kanker payudara, kanker rahim, adanya penyakit-penyakit tertentu pada masa kehamilan, sehingga pengobatan dapat dilakukan saat dini dan akibat buruknya dapat dicegah.
Kadang-kadang batas dari ketiga tahap pencegahan itu tidak jelas sehingga ada kegiatan yang tumpang tindih dapat digolongkan pada perlindungan khusus akan tetapi juga dapat digolongkan pada diagnosa dini dan pengobatan segera misalnya pengobatan lesi prekanker pada rahim dapat termasuk pengobatan dini dapat juga perlindungan khusus.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan kesehatan dokter, perawat dan praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:
Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya, dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah.
Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk melaksanakannya                                                                                                                      









            C.DIARE
A.    Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.


B.     Penyebab Timbulnya Penyakit Diare
Penyakit Diare ditimbulkan oleh
·         Makan tanpa cuci tangan dengan sabun
·         Minum air mentah
·         Makan makanan yang dihinggapi lalat
·         Keracunan makanan
·         Beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari racun Bakteri.
·         Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makanan.

C.    Penularan Kuman Penyakit Diare
Kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui :
·         Air dan makanan yang tercemar
·         Tangan yang kotor
·         Berak disembarang tempat
·         Botol susu yang kurang bersih


D.    Macam-macam penyakit diare
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu :
1)      Diare akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
a.       Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
b.      Patogenesis
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:
1.      Bakteri noninvasit (enterotoksigenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium.
2.      Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. Lambdia)

c.       Manifestasi klinis
Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1.      Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja
2.      Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang darah.

d.      Penatalaksanaan
Pada orang dewasa, penata laksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari :
1.      Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
1)      Jenis cairan
2)      Jumlah cairan
3)      Jalan masuk atau cara pemberian cairan
4)      Jadwal pemberian cairan.
2.      Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
3.      Terapi simtomatik
4.      Terapi defenitif

2)      Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu.
a.       Etiologi
Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.
b.      Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
Diare kronik dibagi tiga yaitu :
1.      Diare osmotik
Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore.
2.      Diare sekretorik
Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare :
1.      Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa.
2.      Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik.
3.      Diare inflamasi
Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik.
c.       Penatalaksanaan
a.       Simtomatis
1.      Rehidrasi
2.      Antipasmodik, antikolinergik
3.      Obat anti diare
a.       Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat.
b.      Aktreotid (sadratatin)
c.       Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura kaolin dan mortin.
4.      Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon).
5.      Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu:
a.       Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K
b.      Preparat besi, zinc,dan lain-lain.
6.      Obat ekstrak enzim pankreas.
7.      Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu.
8.      Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.
b.      Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.





E.     Tanda-Tanda Penyakit Diare
            Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai :
a.       Muntah
b.      Badan lesu dan lemah
c.       Tidak mau makan
d.      Panas

F.     Bahaya Dari Diare
1.      Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2.      Penderita akan menjadi lesu dan lemah
3.      Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak

G.    Usaha Untuk Mengatasi Diare
            Penderita diberi minim, larutan yang terbaik untuk penderita  diare adalah Oralit, kalau tidak ada boleh diberi larutan Gula, Garam (LGG), bisa juga diberi air the, air kelapa.

H.    Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG
1.      Larutan Oralit
Bubuk oralit 1 bungkus dilarutka kedalam 1 gelas air masak aduk sampai semua larutan larut dalam air.

2.      Larutan Gula, Garam (LGG)
Gula 1 sendok the, garam ¼ sendok the dilarutkan kedalam 1 gelas air masak, kemudian diaduk sampai

I.       Cara Memberikan Larutan Oralit
1.      Minumkan segera larutan sampai penderita tidak merasa haus lagi (pada anak balita diasanya memerlukan 3 bungkus oralit 200 CC dalam 3 jam pertama)
2.      Jika anak muntah pemberian oralit dihentikan dulu, lau kemudian dilanjutkan lagi.
3.      Bila sampai hati ke-2 anak masih terus diare atau keadaan anak bertambah parah maka dengan segera dibawah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Selam perjalanan pemberian oralit harus terus diberikan.

J.      Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan Minuman pada Penderita Selama dan Sesudah Diare :
1.      Penderita diare dangan dipuaskan
2.      Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan.
3.      Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait kelapa, air sayur, air buah bila penderita mulai menimbulkan gejala Diare.
4.      Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur
5.      Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya nudah dicerna dan tidak merangsang
6.      Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah.

K.    Cara Pencegahan Penyakit Diare
1.      Pemberian ASI
Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh baalita.
2.      Pemberian makanan
Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi.
3.      Pemakaian air besih
Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi.
4.      Berak pada tempatnya
Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus)
5.      Kebersihan perorangan
Biasakanlah mencuci tangan sebelm makam serta sesudah buang kotoran.
6.      Kebersihan makanan dan minuman
Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci, memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.



BAB III
PEMBAHASAN



Bagan terjadinya diare
 











                                                          BAB 1V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang tempat dan botol susu yang kurang bersih.
            Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik. Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan kematian.
            Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu
Jangan dipuaskan, ,pemberian ASI, pemberian air sayur, buah bila penderita menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan penyakit diare yaitu dengan cara pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman.


Dengan melihat pembahasan dan mengetahui dampak dari pada diare tersebut, maka kita harus dapat menyadari betapa pentingnya kebersihan dalam diri dan lingkunyan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara lingkunyam dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup bersih dapat diwujudkan bagi kita semua.























DAFTAR PUSTAKA

Talley NJ, Martin CJ. Clinical gastroenterology : A Practical-based Approach. Sydney; Maclennan dan Petty Pty Limited, 1996.

Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996.

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XVII. Jakarta: Kerjasama Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.





























LAMPIRAN


Penyakit Diare merupakan penyebab kesakitan dan kematian di Negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena tingginya angka kesakitan dan angka kematian terutama pada balita. Berdasarkan SDKI tahun 2002 didapatkan insidens diare sebesar 11 %, 55 % dari kejadian diare terjadi pada golongan balita dengan angka kematian diare pada balita sebesar 2,5 per 1000 balita. Di Jawa Tengah pada tahun 2002 ditemukan 223.841 kasus diare pada semua golongan umur dimana 43,27 % (96.866 kasus) merupakan kasus balita. Dari hasil survai tahun 2003 di Jawa Tengah didapatkan angka kesakitan diare pada balita sebesar 25,5 % dan angka kematiannya sebesar 1,2 per 1.000 balita.Pada balita terjadinya diare banyak dipengaruhi oleh daya tahan tubuh balita, pola asuh balita, kebersihan lingkungan dan perilaku ibu/pengasuh balita. Tujuan : membuktikan faktor-faktor risiko karakteristik, perilaku pencegahan dan lingkungan apa yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita. Metode penelitian : Desain penelitian dengan menggunakan studi kasus kontrol dengan sampel 144 kasus dan 144 kontrol. Kelompok kasus ditetapkan berdasarkan hasil diagnosa medis/paramedis yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Bergas, kabupaten Semarang pada bulan Maret s/d Juni 2005 sedangkan kontrol yaitu balita yang selama 3 bulan terakhir tidak menderita diare di wilayah kerja puskesmas. Analisis data dilakukan secara univariat, analisis bivariat dengan chi square test dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita berdasarkan analisis multivariat adalah umur balita 0 – 24 bulan (OR = 3,183 ; 95 % CI : 1,783-5,683), status gizi rendah (OR = 4,213 ; 95 % CI = 2,297-7,726), tingkat pendidikan pengasuh rendah (OR = 2,747 ; 95 % CI = 1,367-5,521) dan tidak memanfaatkan sumber air bersih (OR = 2,208 ; 95 % CI = 1,159-4,207). Probabilitas individu untuk terkena diare pada balita adalah sebesar 84,08 %. Kesimpulan : Faktor-faktor risiko yang terbukti berpengauh terhadap kejadian diare pada balita adalah umur 0 – 24 bulan, status gizi yang rendah, tingkat pendidikan pengasuh yang rendah dan tidak memanfaatkan sumber air bersih.















1 komentar:

  1. terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,

    BalasHapus

TEORI MADELEINE M. LAININGER

TEORI MADELEINE M. LAININGER A.     Latar Belakang Pada era globalisasi seperti ini dan semakin berkembangnya tekhnologi secara t...