Bapakku Lelaki Hebat
Dari
kecil aku sudah dituntun untuk hidup mandiri, mengerjakan sesuatu yang masih
bisa menjadi kapasitas untuk ku lakukan
sendiri. Aku dari kecil diajarkan juga untuk hidup sederhana belajar mensyukuri
mulai dari hal yang terkecil sampai dengan yang teresar, dulu aku juga hidup dalam didikan keluarga yang tegas
belajar bertannggung jawab atas lisan yang terucap dan raga yang tergerak hingga kala itu aku beranggapan
bahwa bapak tidak menyayangiku, yah
sering sekali seperti itu.
Aku iri
kepada teman-temanku yang ayahnya selalu mengantaar dan menjemput mereka sekolah,
untung dari TK sampai dengan SD aku disekolahan
ditempat mama mengabdi setidaknya berangkat dan pulang sekolah ada tangan yang
kugandeng. Rasa iri dan prasangka buruk terhadap
bapak ternyata berlanjut pada aku masuk sekolah menengah pertama. Hal yang
membuatku iri kembali tereka pada pagi
dan siang, Why it’s not even to me sedangkan aku selalu berangkat
sendiri mengendarai motor dan sesekali naik angkutan umum supaya bisa pulang
bersama teman-teman. Ah.....ini sangat menjengkelkan sekali!!
Memang
seberapa sibuknya sih bapak? Mengantar aku ke sekolah tidak bisa, saampai rapat
orangtua saja tidak pernah hadir selalu
saja diwakili kalau tidak oleh paman ya utusan dari sekolahnya.
But i know he love me more than anything!!
Tiba
saat, aku harus kuliah keluar kota tentu aku akan berjauhan dengan keluargaku bukan?
Kali peratama aku melihat bapak menangis didepanku sembari memeluk. Beliau seperti
anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya. Antara sedih dan kecewa, sedih
karena aku akan berjauhan dengan orang-orang yang ku sayang dan kecewa pada
diriku atas rasa iri dan prasangka burukku terhadap bapak.
Semenjak
aku kuliah, aku menyadari satu hal bahwa prasangka buruk tentang bapak yang
tidak menyayangiku adalah sebuah kesalahan BESAR. Rasa iri menutup hatiku untuk
tidak melihat, merasakan apa yang bapak beri dan perjuangkan selama ini.
Bapak
adalah sosok lelaki hebat, karenanya aku bisa sampai pada tahap ini. Lelaki mana
yang selalu ada setia merangkul, memapah serta menuntun saat aku terjatuh,
bangkit kemudian jatuh lagi dan bangkit lagi, tidak ada hanya bapak lelaki
terhebatku.
Bapak
sekarang adalah sosok Tua tidak kekar seperti dulu waktu aku kecil namun beliau
tetap berdiri tegak dan kuat, selalu
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknnya.
Pa,,,,i
love you more than anything in the world, and no one will ever be able to
replace you because you’ve alyways been in the best place of my life.
Teruntuk
lelaki hebatku, Anakda haturkan Terima kasih.
-Ainun
Jariah Junaidy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar