KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan
Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan 41
Minggu Dengan Partus Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari” tepat waktu.
Asuhan keperawatan ini di susun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternitas STIKes Surya Global Yogyakarta.
Asuhan keperawatan ini terselesaikan
berkat bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam penyusunan asuhan keperawatan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
asuhan keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan saran maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak
sehingga bisa menjadi masukan bagi penulis di kemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar
asuhan keperawatan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak, serta
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan.
Yogyakarta, November 2015
Penulis
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
D. Ruang
Lingkup
E. Metode
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Partus
Spontan
B. Post
Partum
BAB
III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Data
Fokus
C. Analisa
Data
D. Diagnosa
Keperawatan prioritas
E. Intervensi
Keperawatan
F. Implementasi
dan Evaluasi
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam
uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Angka kematian ibu di
Indonesia masih tergolong tinggi ,angka tersebut masih jauh dari target MDG’s (
Millineum Development Goal’s ) yang diharapkan yaitu 125/100.000 kelahiran
hidup (visi Indonesia 2015). Penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia
disebabkan oleh beberapa factor langsung yaitu 4 T: Terlambat mendeteksi ibu
hamil resiko tinggi,terlambat mengambil keputusan keluarga,terlambat mencapai
fasilitas rujukan dan terlambat mendapat pertolongan difasilitas rujukan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20- 50% kematian
wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data
statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang
kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008). Bayi lahir melalui vagina
dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat /
pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN.
Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks,
yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan
kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini
menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah. Perkembangan dunia Internasional sangat
ditujukan dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM serta
angka kesakitan dan angka kematian pada wanita dan bersalin harus dimulai sejak
dini. Oleh karena itu persalinan yang aman sangat mempengaruhi potensi dari
penerus keturunan dikemudian hari. Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan
diharapkan kita untuk dapat melakukan perhatian tentang pendidikan kesehatan
terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai
pencapaian hasil. Pelayanan/asuhan intranatal merupakan cara penting untuk
memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan dalam persalinan agar nantinya
dapat dicegah dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis mengambil rumusan masalah “ Bagaimana Asuhan
Keperawatan Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan 41 Minggu Dengan Partus
Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari?”
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan 41 Minggu Dengan Partus
Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari.
2. Tujuan
Khusus
a. Mampu
memberikan Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan 41
Minggu Dengan Partus Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari : pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
b. Mampu
mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan
41 Minggu Dengan Partus Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari.
D.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup
studi kasus ini meliputi :
1. Lingkup
mata ajar
Lingkup kasus yang diambil penulis dalam laporan ini
membahas Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny.W G2P1A0 Umur Kehamilan 41 Minggu
Dengan Partus Spontan di kamar bersalin RSUD Wonosari
2. Lingkup
Waktu
Asuhan keperawatan ini dilaksanakan selama 1x6 jam
pada tanggal 03 November 2015.
3. Lingkup
asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan ini dilakukan dengan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
E.
Metode
1. Pemeriksaan
fisik
2. Wawancara
3. Observasi
4. Studi
dokumentasi
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
PERSALINAN
NORMAL
A. DEFINISI
Persalinan
adalah suatu proses yang di mulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan
kelahiran plasenta dan proses tersebut merupakan proses alamiah. (Rohani, 2011)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir secara spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
( Saifuddin, 2002)
Persalinan
normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal, proses
persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur darah dari
vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara teratur, semakin lama
semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil dilahirkan. Proses
kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan lahir mengalami
robekan (ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk memperbaikinya.
(Paisal, 2007)
B. BENTUK PERSALINAN
Bentuk
persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
(Manuaba,
1998)
a. Persalinan
normal, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan
buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan
anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
Bila
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan kehamilan
dan persalinan :
a. Gravida
adalah seorang wanita yang sedang hamil
b. Primigravida
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi pertama sekali.
c. Multigravida
adalah yang pernah seorang wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu.
d. Para
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
e. Nulipara
adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
f. Primipara
adalah wanita yang pernah melahirkan hidup untuk pertama kali
g. Multipara
adalah wanita yang pernah melahirkan hidup sampai 5 kali
h. Grandmultipara
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
ataupun mati. (Mochtar, 2002 ).
C. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
Bagaimana
terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan
beberapa teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi kekuatan his. Ada
dua hormon yang dominan mempengaruhi
kehamilan, yaitu :
1. Estrogen
a. Meningkatnya
sensitipitas otot rahim
b. Memudahkan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanik.
2. Progesteron
a. Menurunnya
sensitifitas otot rahim
b. Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
c. Menyebabkan
otot rahim dan otot polos relaksasi.
Beberapa
teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
1. Teori
keregangan
a. otot
rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
b. Setelah
melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimilai
c. Contohnya
pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga
menimbulkan proses persalinan.
2. Teori
penurunan progesteron
a. proses
penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi, dimana terjadi penimbunan
jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan.
b. Produksi
progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap
oksitosin.
c. Akibatnya
otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
3. Teori
oksitosin internal
a. Perubahan
keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat mangubah sensitifitas otot
rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
b. Menurunya
konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
4. Teori
prostaglandin
a. Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan.
b. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konspsi dikeluarkan.
c. Prostaglandin
dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5. Teori
hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
a. Teori
ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi kelambatan
persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan oleh linggin tahun
1973.
b. Pemberian
kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi mulainya
persalinan. (Manuaba, 2005)
D. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
Gejala
persalinan sebagai berikut
a. Terjadinya
His Peralinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan
teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. His persalinan mempunyai
sifat pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai
pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.
b. Pengeluaran
Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan
servik yang menimbulkan pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang
terdapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler
pembulu darah pecah.
c. Pengeluaran
Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban
pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsug
dalam waktu 24 jam.
d. Perubahan
Servik
Pada pemeriksaan dalam dijumpai
peerubahan serviks seperti pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan
serviks (Manuaba, 2005).
E. MEKANISME PERSALINAN
His
adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan
mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup
kuat,kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Mekanisme jalan lahir menurut
(Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
a.
Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas
panggul (promontorium), sayap sacrum, linea inominata, ramus superiorost pubis
dan pinggir atas simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam
sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul.dapat juga terjadi keadaan :
·
Asinklitismus anterior adalah arah sumbu
kepala membuat sudut lancip kepan dengan pintu atas panggul.
·
Asinklitismus posterior adalah arah
sumbu kepala membuat studut lancip kebelakang dengan pintu atas panggul
b.
Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel
dada dan ubun-ubun kecil rendah dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang
panggul dengan ukuran paling kecil (diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan
di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
c. Putar
paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma
pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas
dipragma pelvis dan tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan
rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.
d. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul
dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis (sebagai hipomoklion), kepala
mengadakan defleksi berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
e. Putar
paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
f. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu
atas panggul dalam keadaan miring dan menyesuikan dengan bentuk panggul,
sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi
depan belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.
mekanisme persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada penyimpangan
koreksi manual dapat di lakukan sehingga tindakan operatif tidak dapat
dilakukan (Rustam Mochtar,2002).
F. TANDA-TANDA PERSALINAN
Gejala
inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
a) Kekuatan
his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
b) Dapat
terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur darah.
c) Dapat
disertai pecah ketuban.
d) Pada
pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan serviks,
pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM
PERSALINAN
a) Power
( Kekuatan )
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan
yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
·
Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
·
His adalah kontraksi otot-otot rahim
pada persalinan.
·
Kontraksi adalah gerakan memendek dan
menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan
dibawah pengendalian syaraf simpatik.
·
Retraksi adalah pemendekan otot-otot
rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi.
·
His yang normal adalah timbulnya
mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah kuat sampai kepada
puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah.
·
His tersebut makin lama makin cepat dan
teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan.
·
His yang normal mempunyai sifat :
kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat
simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya
seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke
panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim,
bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
·
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain
atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada
saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari
otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
·
Persalinan akan berjalan normal, jika
his dan tenaga meneran ibu baik.
·
Kelainan his dan tenaga meneran dapat
disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.
Kelainan
kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :
1).
Kelainan kontraksi rahim
·
inersia uteri primer dan sekunder
·
tetania uteri dapat mengakibatkan partus
presipitatus, asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim
·
inkoordinasi kontraksi otot rahim yang
disebabkan karena usia terlalu tua, pimpinan persalinan salah, induksi
perrsalinan, rasa takut dan cemas.
2).
Kelainan tenaga meneran
·
Kelelahan
·
Salah dalam pimpinan meneran pada kala
2.
b) Passanger
·
Passenger terdiri dari janin dan
plasenta.
·
Janin merupakan passanger utama, dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai
ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
·
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari
pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun
letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak
sungsang.
c) Passage
(Jalan Lahir)
·
Passage adalah jalan lahir yang harus
dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan
vagina.
·
Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal
·
Rongga-rongga panggul yang normal adalah
: pintu atas panggil hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung,
promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol
kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran
muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium)
ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas
panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14
cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
·
Jalan lahir dianggap tidak normal dan
kemungkinan dapat menyebabkan hambatan persalinan apabila : panggul sempit
seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti corong,
ada tumor dalam panggul
·
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan
macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan
otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada
jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.
·
Kelainan pada jalan lahir lunak
diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua primer atau
sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka
lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE
tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga
serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat
vaginal septum, dan tumor pada vagina.
d) Psyche
(Psikologis)
·
Faktor psikologis ketakutan dan
kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his menjadi mkurang baik,
pembukaan menjadi kurang lancar
·
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut
dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan
dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga
persalinan menjadi lama.
e) Penolong
·
Memilih Penolong persalian yang
berkompeten, seperti: bidan, dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang
terlatih.
H. KALA-KALA PERSALINAN
1.
Persalinan
Kala I
Persalinan kala I
adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu
pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Manuaba, 1998).
1) Fase
laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase
aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3
cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan
menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10
cm.
Kala
I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida
kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan
primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap 2 jam..
2. Persalinan Kala II
Kala pengeluaran karena
berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir.
Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara.
Ø Tanda
dan Gejala Kala II Persalinan
o
Ibu ingin meneran bersamaan dengan
kontraksi
o
Ibu merasakan peningkatan tekanan pada
rektrum/vaginal
o
Perineum terlihat menonjol
o
Vulva vagina dan sfinger membuka
o
Peningkatan pengeluaran lendir &
darah
Ø Penatalaksanaan
Fisiologis Kala Dua Persalinan
Berikut ini adalah alur
untuk penatalaksanaan kala dua persalinan :
o
Mulai Mengejan
Jika sudah didapatkan tanda pasti kala
dua tunggu ibu sampai merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran.
Meneruskan pemantauan ibu dan bayi.
Ø Memantau
selama penataksanaan kala dua persalinan
Melanjutkan penilaian kondisi ibu dan
janin serta kemajuan persalinan selama kala dua persalinan secara berkala.
Memeriksa dan mencatat nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama kontraksi
selama 30 menit, denyut jantung janin setiap selesai meneran, penurunan kepala
bayi melalui pemeriksaan abdomen, warna cairan ketuban, apakah ada presentasi
majemuk, putaran paksi luar, adanya kehamilan kembar dan semua pemeriksaan dan
intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan.
Ø Posisi
Ibu saat Meneran
Membantu ibu untuk memperoleh posisi
yang paling nyaman baginya. Ibu dapat berganti posisi secara teratur selama
kala dua persalinan karena hal ini sering kali mempercepat kemajuan persalinan.
Ø Melahirkan
kepala
Bimbing ibu u/ meneran. Saat kepala
janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk
mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub occiput tampak dibawah simfisis,
tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu,
sementara tangan kiri menahan puncat kepala agar tidak terjadi defleksi yang
terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan kasa/kain bersih untuk
membersihkan muka janin dari lendir dan darah.
Ø Memeriksa
Tali Pusat
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu
untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada leletan
tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati kepala bayi.
Ø Melahirkan
Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi
hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi
berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi. Setelah rotasi eksternal,
letakan satu tangan pada setiap sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk
meneran pada kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan
luar secara lembut (Kearah tulang punggung ibu hingga bahu bawah tampak dibawah
arkus pubis. Angkat kepala bayi kearah atas dan luar (mengarah ke
langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior bayi.
Ø Melahirkan
Sisa Tubuh Bayi
o
Setelah bahu lahir, tangan kanan
menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan ibu jari pada
leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan
dan lengan lahir.
o
Setelah badan dan lengan lahir, tangan
kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang
tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).
o
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang
bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah
penolong. Nilai bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakan bayi di
tempat yang memungkinkan.
Ø Memotong
tali pusat
Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
3.
Persalinan
Kala III
Kala uri/plasenta terlepas dari dinding
uterus dan dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
a) Manajemen aktif kala tiga menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif
b) Keuntungan
manajemen aktif kala tiga:
o
Kala tiga persalinan yang lebih singkat.
o
Mengurangi jumlah kehilangan darah.
o
Mengurangi kejadian retensio plasenta.
c) Manajemen
aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama
o
Pemberian suntikan oksitosin.
o
Melakukan penegangan tali pusat
terkendali.
o
Rangsangan taktil (pemijatan) fundus
uteri (masase).
a. Pemberian Suntikan Oksitosin
·
Segera berikan bayi yg telah terbungkus
kain kepada ibu untuk diberi ASI.
·
Letakkan kain bersih diatas perut ibu.
·
Periksa uterus utk memastikan tidak ada
bayi yg lain.
·
Memberitahukan pada ibu ia akan
disuntik.
·
Selambat-lambatnya dalam waktu dua menit
setelah bayi lahir, segera suntikan oksitosin 10 unit IM pd 1/3 bawah paha
kanan bagian luar.
b.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
·
Berdiri disamping ibu.
·
Pindahkan klem kedua yang telah dijepit
sewaktu kala dua persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
·
Letakkan tangan yang lain pada abdomen
ibu (alas dengan kain) tepat dibawah tulang pubis, gunakan tangan lain untuk
meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan peregangan pada
tali pusat, tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas
(dorso-kranial) korpus.
·
Tegangkan kembali tali pusat ke arah
bawah bersamaan dengan itu, lakukan penekanan korpus uteri ke arah bawah dan
kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya.
·
Jika plasenta tdk turun setelah 30-40
detik dimulainya peregangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusat
·
Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu
utk meneran plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegang kearah
bawah mengikuti arah jalan lahir
·
Pada saat plasenta terlihat pada
introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dgn menggunakan kedua tangan.
Selaput ketuban mudah robek: pegang plasenta dengan kedua tangan rata dengan
lembut putar plasenta hingga selaput terpilin
·
Lakukan penarikan secara lembut dan
perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban
·
Jika terjadi selaput robekan pada
selaput ketuban saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan
serviks dengan seksama.
c. Rangsangan Taktil (Pemijatan) Fundus
Uteri
a.
Segera setelah kelahiran plasenta
·
Letakkan telapak tangan pada fundus
uteri.
·
Jelaskan tindakan ini kepada ibu dan
mungkin merasa tidak nyaman.
·
Dengan lembut gerakkan tangan secara
memutar pada fundus uteri uterus berkontraksi.
b.
Jika tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan
atonia uteri
·
Periksa plasenta dan selaputnya untuk
memastikan keduanya lengkap dan utuh.
·
Periksa uterus setelah satu hingga dua
menit memastikan uterus berkontraksi dengan baik, jika belum ulangi rangsangan
taktil fundus uteri.
·
periksa kontraksi uterus setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu jam
kedua pascapersalinan.
c.
Tanda-Tanda Lepasnya Placenta
Tanda-tanda lepasnya
plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini:
·
Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir dan sebelum meometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus bentuk segitiga atau
seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat (seringkali
mangarah ke sisi kanan)
·
Tali pusat memenjang. Tali pusat melihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)
·
Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar di bantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retro placenta
pooling ) dalam ruang di antara dinding uterus dan pemukaan dalam placenta
melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dan dan tepi plasenta
terlepas.
Tiga tanda lepasnya plasenta:
1. Perubahan bentuk dan tinggi uterus.
2. Tali pusat memanjang.
3. Semburan darah mendadak dan singkat.
4.
Persalinan
Kala IV
Observasi dilakukan
mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan
pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
Pemantauan Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca
melahirkan adalah pada masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah
adanya kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya
tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan
eklampsia post partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama
setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan
yang berupa :
1. Rangsangan taktil
(massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.
2. Evaluasi tinggi fundus uteri –
Caranya : letakkan jari tangan Anda secara melintang antara pusat dan fundus uteri.
Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau dibawah pusat.
3. Perkirakan darah yang hilang secara
keseluruhan.
4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif
(apakah dari laserasi atau luka episiotomi).
5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
6. Pendokumentasian.
Penilain klinik kala IV
No
|
Penilaian
|
Keterangan
|
1
|
Fundus dan kontraksin uterus
|
Rangsangan
tektil uterus dilakukan untuk merangsang terjadinya kontraksi uterus yang
baik.dalam hal ini sangat penting diperhatikan tingginya fundus uteri dan
kontraksi uterus.
|
2
2
|
Pengeluaran pervaginam
|
Perdarahan
: untuk mengetahui apakah jumlah perdarahan yang
terjadi normal atau tidak.batasnormal perdarahan adalah
100-300 ml.
Lokhea
: jika kontraksi uterus kuat,maka lokea tidak lebih dari saat haid.
|
3
|
Plasenta dan selaput ketuban
|
Periksa
kelengkapannya untuk memastikan ada tidaknya bagian yang tersisa dalam
uterus.
|
4
|
Kandung kencing
|
Yakinkan
bahwa kandung kencing kosong.hal ini untuk membantu involusio uteri.
|
5
|
Perinium
|
Periksa
ada tidaknya luka / robekan pada perenium dan vagina
|
6
|
Kondisi ibu
|
Periksa
vital sign,asupan mkan dan minum
|
7
|
Kondisi bayi baru lahir
|
Apakah
bernapas dengan baik?
Apakah
bayi merasa hangat ?
Bagaimana
pemberian ASI?
|
Diagnosis
No
|
Kategori
|
Keterangan
|
1
|
Involusi normal
|
Tonus-uterus
tetap borkontraksi
Posisi-TFU
sejajar atau dibawah pusat
Perdarahan-dalam
batas normal (100-300)
Cairan-tidak
berbau.
|
2.
|
Kala
IV dengan penyulit
|
Sub
involusi-kontraksi uterus lemah,TFU diatas pusat
Perdarahan-atonia,laserasi,sisa
plasenta/selaput ketuban.
|
Bentuk
Tindakan Dalam Kala IV
Tindakan Baik:
1. Mengikat tali
pusat
2. Memeriksa
tinggi fundus uteri
3. Menganjurkan
ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi
4. Membersihkan
ibu dari kotoran
5. Memberikan
cukup istirahat
6. Menyusui
segera
7. Membantu ibu
ke kamar mandi
8. Mengajari
ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu
maupun bayi.
Tindakan Yang Tidak Bermanfaat:
1. Tampon
vagina – menyebabkan sumber infeksi.
2. Pemakaian
gurita – menyulitkan memeriksa kontraksi.
3. Memisahkan ibu
dan bayi.
4. Menduduki
sesuatu yang panas – menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah,
menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.
Pemantauan
Lanjut Kala IV
Hal yang harus
diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :
·
Vital sign – Tekanan darah normal <
140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg, N > 100 x/ menit (terjadi masalah);
Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam atau perdarahan.
·
Suhu – S > 380 C (identifikasi
masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun infeksi.
·
Nadi
·
Pernafasan
·
Tonus uterus dan tinggi fundus uteri –
Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan
pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu
berikan injeksi oksitosin atau methergin).
·
Perdarahan – Perdarahan normal selama 6
jam pertama yaitu satu pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih
dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung
kencing).
·
Kandung kencing – Bila kandung kencing
penuh, uterus berkontraksi tidak baik.
Tanda Bahaya Kala IV
Selama kala IV, bidan harus memberitahu
ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :
·
Demam.
·
Perdarahan aktif.
·
Bekuan darah banyak.
·
Bau busuk dari vagina.
·
Pusing.
·
Lemas luar biasa.
·
Kesulitan dalam menyusui.
·
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari
kram uterus biasa.
I. PATOFISIOLOGIS
![Description: E:\Pathway Persalinan Normal.jpg](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.jpg)
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) USG
2) Pemeriksaan
Hb
MASA NIFAS/POST PARTUM
1. Pengertian Nifas
a. Masa nifas atau masa puerperium adalah
masa setelah partus selesai dan berkahir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita
Selekta Kedokteran,2001)
b. Masa puerpenium (nipas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali
seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Ilmu Kebidanan,2007).
c. Masa nifas (peurpenium )adalah masa
pulih kembali mulai dari persalin selesai samapi alat kandung kembali seperti
semula/pra hamil dan lamanya berlangsung yaitu 6 minggu. (Obstetri
Fisiologi,1998)
d. Masa nifas (poerperium) adalah masa pulih
kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).
Jadi masa nifas adalah
masa setelah melahirkan sampai alat kandungan kembali seperti semula/seperti
sebelum hamil.
2. Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3
periode :
a. Puerpenium dini : kepullihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerpenium intermedial : kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan atau tahunan.
3. Perubahan-perubahan yang penting pada
masa nifas
a. Involusi.
Involusi adalah suatu
keadaan dimana uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil. Segera setelah plasenta lahir, TFU kurang lebih
2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 TFU setengah pusat. Simpisis dan pada hari
ke-12 uterus sudah tidak teraba lagi diatas simpisis dan setelah 6 minggu
uterus sudah mencapai ukuran normal (Arif Mansjoer, 2000).
b. Luka-luka jalan lahir bila tidak disertai
infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari
c. Lochea : cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
· Lochea rubra : berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kasensa, lanuga, dan
mekonium,selama 2 hari pasca persalinan.
· Lochea sanguinolenta : berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
· Lochea serosa : warna kuning, cairan
tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-9 pasca persalinan
· Lochea alba : cairan putih setelah 2
minggu
· Lochea purulenta : terjadi infeksi,
keluar cairan seperti nanah berbau busuk
· Locheastasis : lochea tidak lancar
keluarnya
d. Serviks
Setelah persalinan,
bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman,
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah
bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui
oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
e. Payudara
· Keluar kolostrum
· Hiperpigmentasi areola mamae
· Buah dada agak bengkak dan membesar
f. Perineum
Luka pada vagina dan
serviks yang tidak luas akan sembuh primer.
Bila dilakukan
episiotomy akan terjadi nyeri pada luka di perineum, menyebabkan ibu takut BAB
dan perih saat kencing
4. Perawatan Pasca Persalinan
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis
bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah terjadinya
thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3
jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu,
bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing
dilakukan sendiri secepatnya. Bila kandung kemih penuh dan sulit tenang,
sebaiknya dilakukan kateterisasi. Dengan melakukan mobilisasi secepatnya tak
jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
4. Defekasi
Bila terjadi obstipasi
dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi
febris. Lakukan klisma atau berikan laksan peroral ataupun perektal. Dengan
melakukan mobilasasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat
diatasi.
5. Perawatan payudara
· Dimulai sejak wanita hamil supaya
putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayi
· Jika putting rata. Sejak hamil ibu
dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus tetap menyusui agar putting selalu
sering tertarik.
· Putting Lecet. Putting lecet dapat
disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara yang tidak benar dan infeksi
monilia. Penatalaksanaan dengan tehnik menyusui yang benar, putting harus
kering saat menyusui, putting diberi lanolin, monilia diterapi dan menyusui
pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas menyusui di tunda 24-48 jam
dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa.
· Payudara bengkak. Payudara bengkak
disebabkan pengeluaran ASI yang tidak lancar karena bayi tidak cukup sering
menyusui atau terlalu cepat disapih. Penatalaksanaanya dengan menyusui lebih
sering, kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesic.
· Mastitis. Payudara tampak edema,
kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan.
Penetalaksanaan dengan kompres hangat/dingin, pemberian antibiotic dan
analgesic, menyusui tidak dihentikan.
· Abses payudara. Pada payudara dengan
abses ASI dipompa, abses di insisi, diberikan antibiotic dan analgesic.
· Bayi yang tidak suka menyusui. Keadaan
ini dapat disebabkan pancaran ASI yang terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu
penuh, bingung putting pada bayi yang menyusui diselang seling dengan susu
botol, putting rata dan terlalu kecil atau bayi mengantuk. Pancaran ASI yang
terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering, memijat payudara sebelum
menyusui, serta menyusui dengan terlentang dengan bayi ditaruh diatas payudara.
Pada bayi dengan bingung putting, hindari dengan pemakaian dot botol dan
gunakan sendok atau pipet untuk memberikan pengganti ASI. Pada bayi mengantuk
yang sudah waktunya diberikan ASI, usahakan agar bayi terbangun.
· Dianjurkan sekali supaya ibu
menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan
makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, Menyusui bayi sangat baik untuk
menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anak.
Setelah partus,
pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang.
Timbul pengaruh lactogen hormone (prolaktin) kembali dan pengaruh oksitosin
mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi
pengeluaran air susu. Umumnya produksi ASI berlangsung pada hari ke-2-3 pp.
Pada hari pertama, air
susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada
susu, mengandung banyak protein dan globulin
7. Perasaan mulas sesudah partus akibat
kontraksi uterus kadang sangat menggangu selama 2-3 hari pasca persalinan dan
biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan mulas lebih
terasa saat menyusui, dapat pula timbul bila masih ada sisa selaput ketuban,
sisa plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan
analgesic atau sedative.
8. Latihan senam dapat diberikan mulai hari
ke 2 misalnya:
· Ibu terlentang lalu kedua kaki
ditekuk, kedua tangan diatruh di atas dan menekan perut. Lakukan pernafasan
dada lalu pernafasan perut.
· Dengan posisi yang sama, angkat bokong
lalu taruh kembali.
· Kedua kaki diluruskan dan disilangkan,
lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan defekasi.
· Duduklah pada kursi, perlahan
bunbgkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
9. Dianjurkan untuk mengambilan cuti hamil
10. Pemeriksaan pasca persalinan
· Pemeriksaan umum : TD, nadi, keluhan, dll
· Keadaan umum : suhu, selera makan, dll
· Payudara : ASI, putting susu
· Dinding perut : perineum, kandung kemih, rectum
· Sekret yang keluar misalnya lochea,
flour albus
11. Nasehat untuk ibu post natal
· Sebaiknya bayi disusui
· Bawakan bayi untuk imunisasi
· Lakukanlah KB
· Fisioterapi post natal sangat baik
bila diberikan
Ibu diharapkan kembali
memeriksakan diri pada 6 minggu pasca persalinan. Pemeriksaan dilakukan untuk
melihat keadaan umum, keadaan payudara dan putingnya, dinding perut apakah ada
hernia, keadaan perineum, kandung kemih dan adanya flour albus.
Kelainan yang dapat
ditemukan selama nifas ialah infeksi nifas, perdarahan pasca persalinan dan
eklamsia puerpurale.
![Description: 3D soft](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
Tanggal masuk RS :
02 November 2015 Jam : 13.00 WIB
Tanggal pengkajian : 03 November 2015 Jam : 19.30 WIB
Tempat Praktek : Kamar Bersalin RSUD Wonosari,
Gunung Kidul
DATA UMUM
Identitas Klien
Nama klien : Ny.w
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Surubendo, Bedoyo, Ponjong
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Diagnosa : G2P1A0 Hamil
41 minggu Bdp
Identitas Penanggung Jawab
Nama Suami : Tn.F
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
ANAMNESA
DATA SUBJEKTIF
1.
Alasan Masuk RS
: Pasien datang dari poli merasa
hamil 9 bulan G2P1A0 kencang-kencang tapi
belum mengeluarkan air ketuban, belum ada lendir darah, merasa ada keputihan.
2.
Haid : Menarrrche Pada umur 19 tahun siklus
: 28 Hari
Lamanya haid 6-7 hari, banyaknya: 30 ml
Dysmenore: Kadang-kadang, haid
terakhir: 17 Januari 2015
3.
Perkawinan 1 kali, dengan suami sekarang 5 tahun
4.
Riwayat kehamilan dan persalinan dan nifas yang lalu
No
|
G/P/A
|
BBL
|
Cara Lahir
|
Penolong
|
L/P
|
Umur
|
H/M
|
Nifas
|
Laktasi
|
1
|
G1P0A0
|
3110 gr
|
Normal / Spontan
|
Bidan
|
L
|
4 thn
|
H
|
Normal
|
ASI
|
5.
Tindakan operasi yang pernah dilakukan : Tidak ada
6.
Kehamilan sekarang :
·
Haid terakhir/HPHT:
17 Januari 2015
·
Taksiran persalinan/HPL:
24 November 2015
·
Status obstetrikus : G2 /P2 /A0
·
Mengikuti tes prenatal :
Ya Mengikuti
·
Kehamilan sekarang direncanakan atau tidak : Di rencanakan
·
Pengawasan kehamilan : Ya
·
Bila ya, dimana dan berapa kali : Di Puskesmas sebanyak 11 kali
·
Masalah kehamilan sekarang (Trimester I, II, III) :
Trimester 1 : Mual, Muntah,nafsu makan berkurang ,dapat
beraktifitas.
Trimester 2 : Mual muntah berkurang, bisa makan dan dapat
beraktifitas.
Trimester 3 : Sering kelelahan, mudah capek, nafas sesak,
sulit beraktifitas dan beristrahat.
·
Rencana KB :
Menggunakan KB IUD
·
Pelajaran yang diinginkan sekarang (relaksasi,
pernafasan, perawatan payudara) :
Perawatan Payudara
·
Setelah bayi lahir siapa yang diharapkan membantu : Keluarga dan Suami
- Riwayat kehamilan sampai sekarang :
·
Obat-obatan :
Fe, Asam Folat
·
Alergi (obat/makanan/bahan tertentu): Tidak ada alergi
·
Nutrisi / Cairan, Diit khusus : Tidak ada diet khusus
·
Frekuensi BAK/BAB (Trimester I, II, III) :
-
Trimester I : BAK 4-6 kali/hari dan BAB sebanyak 2 kali/hari
-
Trimester II : BAK 5-7 kali/hari dan BAB sebanyak 1 sampai dengan 2 kali/
hari.
-
Trimester III : BAK 7-10 kali/hari dan BAB sebanyak 1
sampai 2 kali/hari.
·
Kebiasaan waktu tidur (Trimester I, II, III) :
-
Trimester I : Tidur siang = 2 jam, tidur malam kurang lebih 7 jam.
-
Trimester II : Tidur siang = 1-2 jam, tidur malam kurang lebih 8 jam.
-
Trimester III : Tidur siang = kurang
lebih 1 jam, tidur malam kurang lebih 6-7 jam.
8.
Data Psikososial :
- Penghasilan keluarga setiap
bulan: Rp: 1.250.000/bulan.
- Perasaan klien terhadap
kehamilan sekarang : Klien merasa senang.
- Perasaan suami terhadap
kehamilan sekarang : Tn.F merasa bahagia karena
akan mempunyai anak lagi.
- Respon sibling terhadap
kehamilannya sekarang :
Tidak ada yang merasa cemburu atas kehamilan ibunya sekarang.
ANAMNESA
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran : Composmetis GCS:
15 (E :
4 , M: 6, V: 5)
Tanda Vital
: TD : 110/70 N :78 kali/menit T : 36,5 c RR : 20 kali/menit
Antropometri
·
TB : 143 cm
·
LLA : 29 cm
·
BB saat hamil :
65 kg
·
BB sebelum hamil
: 56 kg
·
Peningkatan BB saat hamil : 9 kg
Status gizi :
·
IMT :
=
= ![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
Head to toe
:
- Kepala
Inspeksi : Bentuk normal, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
- Mata
Inspeksi : Mata konjungtiva (merah muda),
bentuk simestris, tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
- Hidung
Inspeksi : Tidak ada polip, bentuk simestris
- Telinga
Inspeksi : Terdapat serumen, bentuk simestris
- Mulut
Inspeksi : Bersih, mukosa lembab, gigi dan
lidah terlihat bersih
- Leher
Inspeksi : Bentuk simestris, tidak ada
tanda-tanda kelainan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
terdapat nyeri tekan
- Thorax, bentuk :
1) Paru-paru
Inspeksi :
Pengembangan paru simestris
Palpasi :
Vocal Premitus seimbang
Percusi :
Terdengar suara sonor
Auscultasi :
Vesiculer
2) Jantung
Inspeksi :
Bentuk dada terlihat simestris
Palpasi :
Tidak terkaji
Percusi :
Terdengar suara redup
Auscultasi :
Suara reguler, tidak ada tambahan
h.
Pemeriksaan payudara :
Inspeksi : Payudara simestris, tidak ada
benjolan, puting menonjol
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada asites, terdapat linea dan striae gravidanum
Auskultasi :
Peristaltik usus normal, Djj 135 kali/menit
Percusi :
Tympani
Palpasi:
ü Leopold I : TFU 3 jari dibawah px (33), teraba
lunak,tidak melenting (bokong janin)
ü Leopold II : Bagian kanan teraba tahanan
memanjang seperti papan (punggung janin) puka, bagian kiri teraba bagian kecil
(ekstremitas) puki.
ü Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras
bisa digoyangkan, presentasi kepala.
ü Leopold IV : Kepala sudah masuk panggul 2/5
- Genetalia :
-
Vagina warnanya kehitaman
-
Terdapat keputihan
-
Vt jam 06.00 = 2 cm
- Anus :
Tidak ada
pembesaran hemoroid
- Ekstremitas
Atas : Akral teraba hangat, berkeringat, tidak terdapat oedema di
tangan
Bawah : Tidak ada varises, tidak terdapat
edema di kaki
Kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah :
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.png)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.png)
Keterangan :
0
: otot paralisis total
1
: tidak ada gerakan, ada kontraksi
2
: gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
3
: gerakan normal menentang gravitasi
4
: gerakan normal menentang gravitasi dengan sedikit gerakan
5
: gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh
- Integumen :
Inspeksi : Turgor kulit elastis, tidak ada
lesi, kulit hitam manis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium. Tanggal :
No
|
Pemeriksaan
|
Nilai (Satuan)
|
Nilai Normal
|
Interpretasi
|
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Pemeriksaan
USG, Tanggal : Pada
tanggal 02 November 2015. Interprestasi kepala :
posisi kepala di bawah dan kepala janin sudah masuk panggul.
posisi kepala di bawah dan kepala janin sudah masuk panggul.
Pemeriksaan
Radiologi, Tanggal : Tidak ada
LAPORAN PERSALINAN
1.
Proses Persalinan, tanggal : 03 November 2015
2.
Bimbingan pada klien
Kala I :
- Mulai
persalinan : tanggal :
03 November 2015 jam :
06.00 WIB
- Tanda dan gejala :
Ibu merasakan perut kencang-kencang
- Tanda-tanda vital :
TD: 120/80 N: 82 kali/menit S: 36 c RR: 18 kali/menit
- Lama kala 1 :
12 jam 0 menit
- Keadaan psikososial : Tampak gelisah, cemas, mengeluh kesakitan
- Kebutuhan khusus klien : Dukungan keluarga dan suami
- Tindakan :
Observasi His dan DJJ
- Pengobatan :
Stimulasi dengan oxy 5 iv + 500 ml RL
- Observasi kemajuan persalinan: -
Tgl
|
Jam
|
KU
dan Vital Sign
|
HIS
|
DJJ
|
Keterangan (Px. VT)
|
Pengeluaran pervagina
|
03/11/15
|
06.00
|
Baik 120/80 mmHg
|
2x101/25/1
|
142x/m
|
Pembukaan 2
|
|
10.00
|
Baik 120/70 mmHg
|
2x101/301
|
140x/m
|
Pembukaan 3
|
|
|
14.00
|
Baik 120/60 mmHg
|
3x101/301/sedang
|
138x/m
|
Pembukaan 5
|
|
|
18.00
|
Baik 120/80 mmHg
|
4x101/351/kuat
|
140x/m
|
Pembukaan 8
|
|
|
|
|
4x101/401/kuat
|
153x/m
|
Pembukaan lengkap
|
1 cc
|
Kala II :
·
Kala II mulai : tanggal : 03 November 2015 jam : 21.20
·
Lama kala II :
25 jam 30 menit
·
Tanda gejala :
Pasien merasa ingin mengejan, vulva dan anus terbuka, perineum menonjol
·
Jelaskan upaya meneran :
klien mengejan saat ada his, nafas pendek dan tampak lelah
·
keadaan psikososial :
cemas, tampak kesakitan dan lelah.
·
Tindakan :
Membantu persalinan
·
Perdarahan :
Normal (20 cc)
·
Pemeriksaan Uterus (Kontraksi Uterus dan TFU) : Keras
·
Catatan Kelahiran :
-
Bayi lahir tanggal/jam :
03 November 2015 Jam 21.30
-
Jenis kelamin :
Perempuan
-
Nilai APGAR SCORE :
8
-
BB / PB / LK bayi :
3520 gram 47 cm 34 cm
-
Kaput Suksedaneum (
) Chepalhematom ( )
-
Anus : berlobang / tertutup
-
Perineum : (
) utuh...........( )
episiotomi..............( iya ) ruptur........
-
Bonding ibu dan bayi :
Baik
-
Tanda-tanda vital :
TD: 120/90 mmHg N: 78x/m S:36,7 c
-
Pengobatan :
Injeksi oksitosin 10 iv/1 m
Kala III :
- Kala III mulai : tanggal 03 November 2015 jam 21.45 WIB
- Lamanya kala III : 15 menit
- Pemeriksaan uterus (Kontraksi
uterus dan TFU) : Ku : Baik, TFU: setinggi pusat
- Tanda dan gejala lepasnya
plasenta : Perubahan dari bentuk tinggi
uterus, tali pusat memanjang uterus globarer.
- Tindakan : peregangan tali pusat
- Keadaan plasenta : plasenta lahir lengkap
- Perdarahan : 85 cc
- Keadaan psikososial ibu : ibu mengatakan senang dan bahagia serta kesakitan
- Kebutuhan khusus klien : dukungan dari keluarga dan nutrisi
- Pengobatan : Amoxilin 3x500 mg, Asam mefenamat 3x500,Maltiron 1x1
tab
Kala IV :
·
Kala IV mulai : Tanggal : 3/11/15 Jam : 00.15
·
Tanda-tanda vital :
TD: 110/80 mmHg, N: 78x/m, S:36,7 c
·
Keadaan uterus (Kontraksi uterus dan TFU) : Ku: baik, TFU 2 jari dibawah pusat
·
Perdarahan :
kurang lebih 70 cc
·
Bonding ibu dan bayi :
lakukan IMD
·
Tindakan :
heacting dan observasi Ku
·
Pemantauan Kala IV :
pemantauan TTV, tinjau Ku ibu, periksa kemungkinan perdarahan dan robekan dan
personal hygine.
Tgl
|
Jam
|
KU
dan Vital Sign
|
TFU
|
Kontraksi Uterus
|
Kandung Kemih
|
Pengeluaran pervagina
|
|
22.15
|
TD:140/70
N: 84x/m
|
2 jr
|
keras
|
kosong
|
10 cc
|
22.30
|
TD:140/70
N: 87x/m
|
2 jr
|
keras
|
kosong
|
|
|
22.45
|
TD:140/70
N: 85x/m
|
2 jr
|
keras
|
kosong
|
10 cc
|
|
23.15
|
TD:140/90
N: 80x/m
|
2 jr
|
keras
|
kosong
|
|
|
23.45
|
TD:130/90
N: 86x/m
|
2 jr
|
keras
|
kosong
|
10 cc
|
DATA FOKUS
No
|
Tgl/Jam
|
Data Subjektif (DS)
|
Data Objektif
|
1
|
03/11/15
06.00 |
-
Ibu merasakan perut kencang-kencang
-
Pasien mengeluh kesakitan
-
Pasien merasa ingin mengejan
-
Pasien mengejan saat ada his
-
Ibu mengatakan senang dan bahagia
-
TTV : TD:110/80 mmHg, N: 78x/m, S:36,7 c, RR:18x/m
|
-
Pasien tampak gelisah dan cemas.
-
Ttv : TD: 120/80 mmHg, N: 82x/m, S:36,7 c, RR: 18x/m
-
Vulva dan anus tampak terbuka
-
Perineum menonjol
-
Pasien tampak cemas
-
Pasien tampak kesakitan dan lelah
-
Episiotomi
-
Plasenta lahir lengkap
-
Pasien masih tampak merintih kesakitan
-
Perdarahan kurang lebih 100 cc
-
Terjadi perubahan dari bentuk tinggi uterus. TFU setinggi pusat
-
Pemberian Amoxilin 3x500 mg dan asam mefenamat 3x500
-
TFU 2 jari dibawah pusat
|
ANALISA DATA
No
|
Tgl/jam
|
Data Subjektif dan Objektif
|
Etiologi
|
Problem
|
1
2
3
|
|
DS:
-
Pasien mengejan saat ada his
DO:
-
Vulva dan anus tampak
terbuka
-
Perineum menonjol
-
Pasien tampak kesakitan dan
lelah
-
Episiotomi
-
Ku: baik, TD: 120/80 mmHg,
N:82x/m, S:36,5 c, RR: 18x/m
DS:
-
Pasien mengatakan senang dan
bahagia serta kesakitan bayinya sudah lahir.
DO:
-
Perdarahan kurang lebih 100
cc, KU:baik, TTV: TD: 120/80 mmHg, N:82x/m, S:36,5 c, RR: 18x/m
DS:
-
Pasien mengatakan perut
kencang-kencang
DO:
-
Pasien tampak gelisah dan
cemas
|
Agen Cidera Fisik
Post Partum
Proses Persalinan
|
Nyeri Akut
Resiko Perdarahan
Cemas
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
|
Tgl/jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Prioritas
|
1
2
3
|
3 november 2015
3 november 2015
3 november 2015
|
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Resiko perdarahan berhubungan dengan post partum
Cemas berhubungan dengan proses persalinan
|
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Tgl/jam
|
Dx.Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
Ttd
|
1
|
3/11/15
|
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera Fisik
|
Setelah silakukan tindakan keperawatan selama 1 x 6 jam di harapkan
nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil:
Pain control
1.
Melaporkan
penurunan nyeri
2.
Mampu
melakukan tehnik yang tepat untuk mempertahankan kontrol istrahat di waktu
kontraksi
|
-
Identifikasi
derajat ketidak nyamanan dan sumbernya
-
Pantau dan
catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi
-
Berikan
informasi dan dukungan yang berhubungan dengan kemajuan persalinan
-
Bantu
klien dalam posisi optimal
-
Bantu
klien untuuk mengatur pola nafas
|
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No
|
Diagnosa
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik
|
3/11/15
21.20
|
|
S:
-
Klien mengatan nyeri
berkurang
O:
-
TD: 120/80 mmHg, N: 82x/m,
S:36,5 c, RR: 18x/m
A:
-
Masalah teratasi sebagian
P:
-
Pertahankan intervensi 4 dan
5, lanjutkan intervensi: 1,2 dan 3
|
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengkajian di dapatkan kesimpulan bahwa
asuhan keperawatan maternitas pada Ny.W G2P1A0 di tegakkan diagnosa:
1. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Resiko
perdarahan berhubungan dengan post partum
3. Cemas
berhubungan dengan proses persalinan.
Diagnosa
yang di proritaskan oleh penulis ialah nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik.
B. SARAN
1.
Bagi perawat di bangsal agar mampu
melakukan asuhan keperawatan maternitas secara kompherensif
2.
Bagi klien agar mampu
mengimplementasikan apa yang sudah diajarkan dan dianjurkan oleh pihak rumah
sakit ataupun di rumah setelah pulang.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito,
L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges,
M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC
Farrer
H. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta. EGC
Mochtar
R, Prof. dr. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Mansjoer,
Arif,dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Jakarta: FKUI
Prawirohardjo,
S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Sarwono, 1989, Ilmu
Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana, EGC,
Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC ,
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar